SEJARAH SINGKAT
GERAKAN PRAMUKA
I. DASAR PEMIKIRAN
1.
Sejarah gerakan kepramukaan merupakan sumber
pemikiran dan pembelajaran dalam pelaksanaan kepramukaan.
2.
Pembina Pramuka merupakan sumber utama bagi
peserta didik/anggota muda dalam transformasi pengetahuan, sehingga informasi
tentang sejarah dan perkembangan Gerakan Pramuka merupakan kebutuhan Pembina
Pramuka.
II. TUJUAN
Tujuan
dari penyampaian materi ini adalah agar Pembina Pramuka memahami arti strategis
kelahiran gerakan kepanduan/gerakan kepramukaan, sehingga mampu menanamkan
nilai-nilai kepramukaan kepada peserta didik/anggota muda.
III. SASARAN
Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu:
1. memahami
sejarah kelahiran gerakan kepanduan di Indonesia;
2. memahami
perubahan gerakan kepanduan menjadi Gerakan Pramuka;
3. memahami
dinamika perkembangan organisasi Gerakan Pramuka sesuai dengan situasi dan
kondisi bangsa dan negara.
IV. PELAKSANAAN
1. Pengantar
pembuka oleh pelatih
2. Pemutaran
film dokumentar Gerakan Pramuka.
3. Diskusi
dan presentasi
4. Evaluasi
V. WAKTU 1 X 45 menit
SEJARAH
SINGKAT GERAKAN PRAMUKA
“DARI
GERAKAN KEPANDUAN KE GERAKAN PRAMUKA”
I. PENDAHULUAN
Sejarah
merupakan cermin bagi keadaan sekarang. Sejarah merupakan sumber pemikiran dan
pembelajaran dalam mengembangkan tujuan-tujuan yang akan datang.
II. MATERI POKOK
1.
Masa Hindia Belanda
a. Tahun
1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang
pendidikan luar sekolah untuk kanak-anak
Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota
masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan
Inggris Raya ketika itu.
b. Untuk itu
beliau mengarang sebuah buku yang terkenal yaitu “Scouting for Boys”. Buku ini berisi pengalaman beliau dan latihan
apa yang diperlukan yang diperlukan para Pramuka.
c. Gagasan
Boden Powell dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak diikuti dan
didirikan kepanduan di negara-negara lain. Diantaranya di negeri Belanda dengan
nama Padvinder atau Padvinderij.
d. Oleh
orang Belanda, gagasan kepanduan di bawa
dan dilaksanakan di sini (Nederlands OOst
Indie), dengan mendirikan Nederland
Indischie Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu
Hindia-Belanda.
e. Oleh
pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan nasional, gagasan Baden Powell dimabil
alih dengan membentuk organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk
manusia Indonesia yang baik yaitu sebagai kader Pergerakan Nasional. Pada saat
itu mulailah bermunculan organisasi-organisasi kepanduan diantaranya Javanse Padvinders Organizatie (JPO), Jong Java Padvinderij (JJP), National
Islamitje Padvinderij (NATIPIJ), Sarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP), Hizbul Wathan (HW) dan lain
sebagainya.
f. Sumpah
Pemuda yang dicetuskan pada Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
benar-benar telah menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih
bergerak maju. Pemerintah Hindia Belanda melarang penggunaan istilah Padvinder
dan Padvinderij untuk organjisasi kepanduan di luar NIPV.
g. Dengan
meningkatkan kesadaran nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk persatuan
antara organisasi-organisasi kepanduan. Pada tahun 1930 muncullah Kepanduan
Bangsa Indonesia (KBI) yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan Indonesische
Padvinders Organizatie (INPO), Pandu Kesultanan (PK) dan Pandu Pemuda
Sumatera (PPS). Pada tahun 1931
terbentuk federasi kepanduan dengan nama Persatuan Antar Pandu-pandu
Indonesia (PAPI), yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
2.
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan
Jepang (PD II), penguasa Jepang di Indonesia melarang keberadaan organisasi
kepanduan di Indonesia di larang adanya. Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang
masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA).
3.
Masa Perang Kemerdekaan
Dengan diproklamasikan
kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bahu membahu mempertahankan
kemerdekaan. Seiring dengan itu, pada
tanggal 28 Desember 1945 di Surakarta berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI)
sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan di wilayah Republik Indonesia.
4.
Masa Pasca Perang Kemerdekaan hingga 1961
a. Setelah
pengakuan kedaulatan NKRI, maka mulailah Indonesia memasuki masa pemerintahan
yang liberal. Sesuai dengan situasi pemerintahan tersebut maka bermunculan
organisasi kepanduan seperti HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen,
Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan lain-lain.
b. Menjelang
tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100
organisasi kepanduan, suatu keadaan yang terasa lemah meski tebagi ke dalam 3
federasi organisasi kepanduan; satu federasi kepanduan putra dan dua federasi
kepanduan putri:
·
Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13
September 1951.
·
Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia
(POPPINDO), 1954.
·
Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia.
Keadaan ini membuat lemah organisasi
kepanduan, ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi: Persatuan
Kepanduan Indonesia (PERKINDO). Namun yang masuk dalam federasi ini hanya
berkisar 60 buah dari 100 buah organisasi kepanduan, dan hanya berjumlah
500.000 anggota.
Disamping itu, sebagian dari 60 organisasi
kepanduan anggota PERKINDO tersebut berada dibawah organisasi politik atau
organisasi massa tetap saling berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain,
sehingga tetap melemahkan gerakan kepanduan Indonesia.
c. Melihat
keadaan tersebut, PERKINDO membentuk panitia untuk memikirkan jalan keluarnya.
Panitia menyimpulkan bahwa kepanduan
lemah dan terpecah-pecah, terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang
tradisional daripada kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini
berakibat bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan
Indonesia belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat
Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari
bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya berjalan di kota-kota besar
dan di situpun hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak
sudah berpendidikan barat.
d. Kondisi
lemah gerakan kepanduan Indonesia dimanfaatkan oleh pihak komunis sebagai
alasan untuk memaksa gerakan kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pioner Muda
seperti yang terdapat di negara-negara komunis.
e. Kekuatan
Pancasila di dalam PERKINDO berusaha menentangnya, dengan bantuan Perdana
Menteri Djuanda maka tercapailah perjuangan dengan menghasilkan Keputusan
Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei
1961 yang ditandatangani oleh
Ir. Djuanda selaku Pejabat Presiden RI,
karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
5.
Masa 1961-1999
Dengan Keppres No.
238 Tahun 1961, Gerakan Kepanduan Indonesia mulai dengan keadaan baru dengan
nama Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka.
a. Semua
organisasi kepanduan melebur ke dalam Gerakan Pramuka, menetapkan Pancasila sebagai dasar Gerakan Pramuka.
b. Gerakan
Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-governmental (bukan badan
pemerintah) yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut
jalan aturan demokrasi, dengan pengurus (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir
Cabang dan Kwartir Ranting) yang dipilih dalam musyawarah.
c. Gerakan
Pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah NKRI yang diperbolehkan
menyelenggarakan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia; organisasi lain
yang menyerupai, yang sama dan sama sifatnya
dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
d. Gerakan
Pramuka bertujuan mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaanya diserasikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang baik dan anggota
masyarakat yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
e. Prinsip-prinsip
Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan sebagaimana dirumuskan oleh Baden Powell tetap dipegang,
akan tetapi pelaksanaanya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia; dengan menyesuaikan dan diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan
regional ataupun lokal di masing-masing wilayah di Indonesia ternyata mampu
membawa banyak perubahan yang mampu membawa Gerakan Pramuka mengembangkan
kegiatannya secara meluas.
f. Gerakan
Pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan memperoleh tanggapan luas dari
masyarakat, sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari
kota-kota hingga ke kampong dan desa-desa, jumlah anggotanya meningkat dengan
pesat.
g. Kemajuan
pesat tersebut tak lepas dari system Majelis Pembimbing (Mabi) yang dijalankan
oleh Gerakan Pramuka di setiap tingkat, baik dari tingkat nasional hingga ke
tingkat gugusdepan (Gudep).
h. Mengingat
bahwa 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan 75% adalah keluarga petani,
maka pada tahun 1961 Kwartir Nasional menganjurkan supaya para Pramuka
menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa.
i. Anjuran
tersebut dilaksanakan terutama di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan
Jawa Barat telah mampu menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat
Indonesia. Pada tahun 1966, Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional
mengeluarkan instruksi bersama tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka (Saka)
Tarunabumi. Saka Tarunabumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk
memungkinkan adanya kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan
pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif.
Kegiatan Saka Tarunabumi ternyata telah
membawa pembaharuan, bahkan membawa semangat untuk mengusahakan
penemuan-penemuan baru (inovasi) pada pemuda desa yang selanjutnya mampu
mepengaruhi seluruh masyarakat desa.
j. Model
pembentukan Saka Tarunabumi kemudian berkembang menjadi pembentukan Saka
lainnya seperti Saka Dirgantara, Saka Bahari dan Saka Bhayangkara.
Anggota Saka-saka tersebut terdiri dari para
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang memiliki minat di bidangnya. Pramuka
Siaga dan Penggalang tidak ikut dalam Saka tersebut. Para Pramuka Penegak dan
Pandega yang tergabung dalam Saka menjadi instruktur di biangnya bagi adik-adik
dan rekan-rekannya di gudep.
k.
Perluasan kegiatan Gerakan Pramuka yang
berkembang pesat hingga ke desa-desa, terutama kegiatan di bidang pembangunan
pertanian dan masyarakat desa, dan pembentukan Saka Tarunabumi menarik
perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boys Scout World Bureau.
6.
Masa 1999 – sekarang
a. Perkembangan
politik negara dan pemerintahan mengalami perubahan dengan adanya Reformasi,
turut mempengaruhi perkembangan masyarakat secara menyeluruh.
b. Untuk
pertamakalinya pemilihan KaKwarnas dengan Pemilihan Langsung oleh Kwartir
Daerah pada Munas 2003 di Jakarta.
c. Pencanangan
Revitaliasi Gerakan Pramuka oleh Presiden RI selaku Ka Mabinas
d. Pembentukan
Saka Wirakartika
e. RUU
Kepramukaan
III. PENUTUP
Sejarah
Gerakan Pramuka merupakan sumber pemikiran dan pembelajaran pengembangan
organisasi, agar terus digali untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa dan
negara.
Reverensi & Bahan Pustaka.
1. Patah
tumbuh hilang berganti, 40 Tahun Gerakan Pramuka, Kwarnas …
Buku Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar (KMD), Kwarnas….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar